Sunday, September 28, 2014

PERTEMUAN KE-6 BLOK FILSAFAT

PENGERTIAN  ETIKA
Etika sbg cabang filsafat juga disebut filsafat moral (moral philosophy). Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani=Ethos: watak.Sedangkan moral berasal dari kata Latin: Mos (tunggal), moris (jamak) artinya kebiasaan. Jadi etika atau moral dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kesusilaan. Obyek material dari etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia. Perbuatan dimaksudkan di sini adalah yang dilakukan secara bebas dan sadar. Obyek formal dari etika adalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.

ETIKA DIBEDAKAN MENJADI 2:

ETIKA PERANGAI
                Adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku. Contoh: berbusana adat, pergaulan muda-mudi,
ETIKA MORAL
                Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila dilanggar timbul kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.Contoh: berkata dan berbuat jujur.
ETIKA DALAM BERBAGAI ASPEK:

Etika sebagai ilmu
                “Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.”
Etika sebagai kode etik
                “Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.”
Etika sebagai sistem nilai
                “Nilai mengenai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.”

OBYEK MATERIAL & OBYEK FORMAL ETIKA

Objek material = suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, suatu hal yang diselidiki, atau suatu hal yang dipelajari. Objek material bisa bersifat konkret atau abstrak.
Objek formal = cara memandang atau meninjau yang dilakukan seorang peneliti/ ilmuwan terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
Objek material etika = tingkah laku atau perbuatan manusia (perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas).
Objek formal etika = kebaikan dan keburukan, bermoral tidak bermoral dari tingkah laku tersebut. (Perbuatan yang dilakukan secara tidak sadar atau tidak bebas, tidak dapat dikenakan penilaian bermoral atau tidak bermoral).
Etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode tugas manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral, atau menerjemahkan pelbagai nilai itu ke dalam norma-norma, lalu menerapkannya pada situasi kehidupan konkret.Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran; sebagai filsafat, etika mencari keterangan (dan kebenaran) yang sedalam-dalamnya. Sebagai tugas, etika mencari ukuran tentang baik-buruknya tingkah laku manusia.
Etika Normatif: mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.Etika Fenomenologis: mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral seperti suara hati kesadaran moral, kebebasan, tanggung jawab, norma-norma, dsb.

SISTEMATIKA ETIKA
De Vos (1987)
ETIKA:
Etika Deskriptif :
Sejarah Kesusilaan
Fenomenologi Kesusilaan
Etika Normatif
K. Bertens (1993):
ETIKA:
Etika Deskriptif
Etika Normatif :
 Etika Umum
Etika Khusus
Metaetika
Franz Magnis-Suseno (1991)
ETIKA:
Etika Umum
Etika Khusus
                - Etika Individividual
                - Etika Sosial:  - Sikap terhadap sesama
                                                       - Etika keluarga
                                                       - Etika profesi:           -biomedis
                                                                                                 - bisnis
                                                                                                 - hukum
                                                                                                 - ilmu pengetahuan
                                                                                                 - dll
                                                       - Etika politik
                                                       - Etika lingkungan hidup
                                                       - Kritik ideologi-ideologi
METAETIKA
Meta (Yunani) = “melebihi”, “melampaui”,  “setelah”, “di luar”, “tentang”. (metabahasa = bahasa yang dipakai dalam berbicara tentang bahasa).
Persoalan yang menyangkut metaetika adalah persoalan yang rumit. Metabahasa bergerak pada taraf lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu pada taraf “bahasa etis” atau bahasa yang digunakan di bidang moral.

ETIKA UMUM,
berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
ETIKA KHUSUS,
merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus
etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
 Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap          dirinya sendiri.
 Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
                manusia sebagai anggota umat manusia.
ETIKA PROFESI
Etika Profesi adalah : Etika sosial yg menyangkut hubungan antar manusia dalam satu lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi tersebut.
Ciri-ciri Etika Profesi:
Adanya pengetahuan khusus,
Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
Mengabdi pada kepentingan masyarakat,
Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
Menjadi anggota dari suatu profesi.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
1. Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.


ALIRAN DALAM ETIKA
Eudemonisme: (Yunani= eu+daimon= roh atau semangat yang baik). Pandangan aliran ini menekankan bahwa kebaikan tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik. Mereka meyakini hal2 berikut:
                a.adanya suatu skala nilai-nilai, asas-asas moral atau aturan2 bertindak (code of conduct)
                b.lebih menguntungkan hal2 yg bersifat spiritual atau mental daripada yg bersifat inderawi/        kebendaan 
                c.lebih mengutamakan kebebasan moral daripada ketentuan kejiwaan atau alami.
                d.lebih mengutamakan hal yg umum daripada yang  khusus.
Hedonisme (Yunani = hedone: kenikmatan atau yang menyenangkan). Kebaikan manusia menurut kaum hedonis terletak dalam kenikmatan dan kesenangan yang menjadi tujuan hidup manusia. Aliran ini menganjurkan manusia untuk mencapai kebahagiaan yang didasarkan pada kenikmatan, kesenangan.
Egoisme: kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain. Sebaliknya aliran yang menekankan dan melihat kesenangan atau kebahagiaan orang lain menjadi tujuan segala usaha manusia disebut: altruisme (Latin: alter= yang lain atau orang lain)
Utilitarianisme:  (Latin: uti, usus sum= menggunakan atau utilis= yang berguna). Ini merupakan bentuk hedonisme yang digeneralisir. Kesenangan atau kenikmatan manusia dilihat sebagai seusuatu yang baik dalam dirinya, sedangkan penderitaan dan sakit adalah buruk dalam dirinya.
Deontologisme (Yunani: deon+logos= ilmu tentang kewajiban moral). Adalah etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsip-prinsip moral. Sikap dan intensi pelaku lebih diutamakan daripada apa yang dilakukan secara konsekuensi perbuatan itu. Deontologisme Etis: berpendirian bahwa sesuatu tindakan dianggap baik tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan suatu hal. Yang menjadi dasar moralitas adalah kewajiban.
Etika situasi: kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.

 

 


Wednesday, September 24, 2014

PERTEMUAN KE-5 BLOK FILSAFAT

PERTEMUAN KE-5 DENGAN FILSAFAT

wwwwwoooowwwwww. . . . tidak terasa sudah pertemuan ke-5 ya, bisa dibilang matetinya lumayan asik jika kalian mendalami secara sunguh-sungguh, cie ileh bahasanya tinggi amat, ya udahlah kita langsung cekidot ke materinya saja.

Definisi dari fallacia yaitu : kesalahan pemikiran dlm logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan krn penalaran yg tdk sehat.
Contohnya
Kesalahan fakta, Kesalahan penalaran, Kesesatan formal, Kesesatan informal: menyangkut kesesatan dlm bahasa, Penempatan kata depan yg keliru, Mengacau posisi subjek atau predikat, Ungkapan yg keliru.
Amfiboli: sesat krn struktur kalimat bercabang. Mis. Anto Anak Bu Lasma yang hilang ingatan lari dari rumah.
Kesesatan aksen/prosodi: sesat krn penekanan yg salah dlm pembicaraan. Mis. Ada aturan ‘Anda tdk boleh ganggu anak tetangga’. Nah Pak Budi bukan tetangga anda. Maka anda boleh mengganggu anaknya.
Kesesatan bentuk pembicaraan:sesat krn org menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain. Mis. Berpakaian artinya memakai pakaian. Bersepeda artinya memakai sepeda. Maka, beristeri artinya memakai isteri.
Kesesatan aksiden: yg aksidental dikacaukan dg hal yang hakiki. Mis. Sawo matang adalah warna. Org Indonesia itu sawo matang. Maka, Org Indonesia itu adalah warna.
Kesesatan krn alasan yg salah: Konklusi ditarik dr premis yg tak relevan.
Kesesatan presumsi
Generalisasi tergesa-gesa: Orang Padang pandai memasak.
Non sequitur (belum tentu): Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dg dosen tsb.
Analogi palsu:Membuat isteri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dg membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
Penalaran melingkar (petitio principii): Manusia merdeka krn ia bertanggungjawab dan ia bertanggungjawab krn ia merdeka.
Deduksi cacat: Barangsiapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti org baik. Andi pasti orang baik.
Pikiran simplistis: Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral.
Menghindari persoalan
Argumentum ad hominem: Jangan percaya omongannya krn ia bekas narapidana.
Argumentum ad populum: Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.
Argumentum ad misericordiam: Seorang terdakwa meminta keringanan hukuman krn mengaku punya banyak tanggungan.
Argumentum ad baculum: Karena beda pendapat, suka meneror org lain.
Argumentum ad auctoritatem: Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa.
Argumentum ad ignorantiam: Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
Argumen utk keuntungan seseorang: Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan isteri.
Non causa pro causa: Org sakit perut setelah menghapus sms berantai, maka dia menganggap itu sbg penyebabnya.
Kesesatan retoris
Eufemisme/disfemisme: Pembangkang yg dianggap benar disebut reformator. Bila tdk disenangai maka disebut anggota pemberontak. 
Penjelasan retorik: Dia tidak lulus krn tidak teliti mengerjakan  soal. 
Stereotipe: Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi. 
Innuendo: Sy tdk mengatakan makanan tdk enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus. 
Loading question: Apakah Anda masih tetap merokok? 
Weaseler: Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan. 
Downplay: Jangan anggap serius omongannya krn dia hanya buruh bangunan. 
Lelucon/sindiran:  
Hiperbola: membesarbesarkan. 
Pengandaian bukti:studi menunjukkan. 
Dilema semu: Tamu yg menolak kopi, langsung disuguhi sirup.

SILOGISME 



Silogisme = suatu simpulan dimana dari dua putusan (premis2) disimpulkan suatu putusan yg baru.Prinsip: bila premis benar, maka simpulannya benar.
Dua macam silogisme: silogisme kategoris dan silogisme hipotetis.
Silogisme kategoris: silogisme yg premis dan simpulannya adalah putusan kategoris (pernyataan tanpa syarat). Bila penalaran baik, silogisme memperlihatkan alasan dan dasarnya.
silogisme kategoris memiliki bentuk tunggal dan majemuk, silogisme kategoris tunggal mempunyai bentuk-bentuk yaitu:
(1)    M adalah S dlm premis mayor dan P dlm permis minor. Aturan: premis minor hrs sbg penegasan, sedang premis mayor bersifat umum.
(2)     M jd P dlm premis mayor dan minor. Aturan: salah satu premis harus negatif. Premis mayor bersifat umum.
(3)    M menjadi S dlm premis mayor dan minor. Aturan: premis minor hrs berupa penegasan  dan simpulannya bersifat partikular.
(4)    M adalah P dlm premis mayor dan S dlm premis minor. Aturan: premis minor hrs berupa penegasan, sedangkan  Simpulan bersifat partikular.
Silogisme kategoris majemuk memiliki arti: bentuk silogisme yg premis2nya sangat lengkap, lebih dari tiga premis. Jenis-jenis silogisme kategoris majemuk:

  •  Epicherema: silogisme yg salah satu/kedua premisnya disertai alasan.

  •    Enthymema: silogisme yg dlm penalarannya tdk mengemukakan semua premis scr eksplisit. Salah satu premis/simpulannya dilampaui, disebut juga silogisme yg disingkat

  •  Polisilogisme: deretan silogisme dimana simpulan silogisme yg satu menjadi premis utk silogisme yg lainnya.

  •  Sorites: silogisme yg premisnya lebih dr dua. Putusan2 itu dihubungkan satu sama lain sedemikian, shg predikat dr putusan yg satu jadi subjek putusan berikutnya.


Hukum silogisme kategoris (ttg isi dan luas S dan P)

Silogisme tdk boleh mengandung lebih dr tiga term (S, M, P). Kurang dr tiga berarti tdk ada silogisme. Lebih dr tiga term artinya tdk ada perbandingan. Ketiga term tetap sama artinya. Dlm silogisme S dan P disatukan oleh perbandingan masing2 dg M.M tdk boleh masuk dlm kesimpulan, krn M berfungsi mengadakan perbandingan dg term2.Term S dan P dlm simpulan tdk boleh lebih luas dr premis2nya. Jika S dan P dlm premis partikular, maka dlm simpulan tdk boleh universal. Bila dilanggar akan terjadi latius hos (menarik simpulan yg terlalu luas).



bersumber:intisari power point yang diberikan oleh dosen pembimbing